YOU N I (A)
Ibu
& Aku
1. Kelahiran
Aku dinantikannya dengan sepenuh
cinta
Walau ini merupakan kehamilan
yang kelima,
tapi tentu saja tetap istimewa
Semua anak adalah amanah Sang
Pencipta
Senin, dua puluh sembilan bulan Juni,
aku terlahir ke dunia
Tepat jam enam pagi, begitulah
yang tercantum di akta
Tumbuh kembangku layaknya bayi
pada umumnya
Hanya saja sering kali berbagai
penyakit mendera
Demam tinggi seolah menjadi teman
setia,
setiap kali setelah disuntik pada
pagi harinya
Akhirnya, serangkaian suntik
imunisasi disudahi saja
Ibu yang mengandungku pun tak
kalah sakitnya juga
Setelah berjuang bertaruh nyawa,
saat melahirkanku ke dunia,
masih harus menanggung rasa sakitnya
pula
Tekanan darahnya yang naik
menyebabkan sering sakit kepala,
dan berdebar-debar jantungnya
Atau tetiba saja pandangan
menjadi gelap gulita,
akhirnya pingsan tak berdaya
Maafkan aku, duhai Ibunda
Tak akan bisa aku membalas jasa
Dengan cara apapun jua
Semoga engkau senantiasa dalam
penjagaan Nya
(Tumbang Samba, Mei 2017)
2. Ada
Anak Merindukan Ibunya
Ada anak merindukan Ibunya
Telah besar di tanah orang
Dan jarang pulang
Sesekali saja datang
Duh... malang
Ada anak merindukan Ibunya
Jauh di perantauan
Sunyi kesepian
Tak ada hiburan
Duh... kasihan
Ada anak merindukan Ibunya
Sedang memasak mie goreng
Dan sarden kaleng
Biar ke kampus perut tidak berbunyi
lonceng
Duh... bisa oleng
Ada anak merindukan Ibunya
Sedang jatuh sakit
Perut terasa dililit
Karena harus irit
Duh... pelit
Ada anak merindukan Ibunya
Tidur hingga larut malam
Kantung mata pun menghitam
Tugas pun belum jua khatam
Duh... seram
Ada anak merindukan Ibunya
Pekerjaan tak pernah benar
Telah lupa belajar
IPK pun terkapar
Duh... gusar
Ada anak merindukan Ibunya
Sedang menangis
Di saat gerimis
Karena cinta yang tak berujung manis
Duh... tragis
Ada anak merindukan Ibunya
Teramat lelah
Hingga hampir menyerah
Tapi segera cepat diberi nasihah
Duh... optimis sajalah
Ada anak merindukan Ibunya
Di tempat sepi
Menuliskan mimpi
Yang tak pernah bertepi
Duh... berapi-api
Ada anak merindukan Ibunya
Sudah cantik dengan toga
Dengan hijab yang terjaga
Akhirnya wisuda juga
Duh... lega
Ada anak merindukan Ibunya
Beranjak dewasa
Dan berusaha menggapai asa
Hingga pada suatu masa
Duh... tak terasa
Ada anak merindukan Ibunya
Ketika suatu saat mengenakan gaun
pengantin
Dengan make-up setipis mungkin
Dan telah memakai cincin
Duh... ingin
Ada anak merindukan Ibunya
Telah besar di tanah orang
Dan jarang pulang
Sesekali saja datang
Dan nanti...
Aku telah diambil orang
Duh... Ibuku tersayang
Ada anak merindukan Ibunya
Sampai kapanpun ia akan merindukan
Ibunya...
(Palangka Raya, 20 Desember 2011)
Masyaa Allah.. keren bu ☺��
BalasHapusMasyaa Allah.. keren bu!! 😊
BalasHapus