C
Akhir
tahun 2016 menjadi salah satu pekan yang paling menyenangkan bagi saya.
Diberi kesempatan jalan-jalan ke Kota Malang sekaligus menjemput
keponakan di Pondok Pesantren Daarul Ukhuwah Puteri, Malang. Setelah
disibukkan dengan ulangan, koreksian ulangan yang menumpuk, dan
pengisian rapor yang tak sedikit jumlahnya, akhirnya memberikan reward kepada diri sendiri dengan traveling. Benarlah kata Tere Liye,
Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.
Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.
Tere Liye
Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut.
Maka,
semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan
datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas
terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan
banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih
besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup
itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman,
tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan,
lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan
keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah
berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.
Berikut catatan perjalanan saya selama di Kota Batu-Malang.
Selamat Membaca!
![]() | ||||||||||
Selasa,
27 Desember 2016
Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya |
Jam
menunjukkan pukul 11.30 WIB, dengan pesawat Citilink (booking tiga pekan
sebelum berangkat, cek harga di Traveloka bayarnya lewat BMT Karya Usaha
Bersama, Tumbang Samba) saya memulai perjalanan ke Kota Malang. Setibanya di
Bandara Juanda, banyak calo yang menawarkan travel perjalanan ke berbagai
tujuan. Ditambah lagi saat itu memang sedang high season, banyak orang yang sedang berlibur menghabiskan akhir
tahun ke tempat-tempat wisata dan hal itu dimanfaatkan pengusaha-pengusaha di
bidang travel. Setelah negosiasi harga beberapa saat, akhirnya si calo sepakat
dengan harga Rp. 100.000,- per orang akan diantarkan sampai tempat tujuan.
Awalnya ia menawari saya harga Rp.120.000,- per orang.
Jalan
tol sangat macet, hujan tak henti-hentinya mengguyur kota Malang. Ternyata driver mobil yang saya tumpangi berasal
dari kota Banjarmasin yang sudah lama tinggal di Malang, pantas saja kartu
namanya ada tulisan ‘papadaan aja kita’. Kurang lebih dengan waktu tempuh tiga
jam akhirnya tiba juga di tempat tujuan, Maharaja Home Stay Syari’ah.
![]() |
Maharaja Home Stay Syari’ah di Malang |
Tiba
di Home Stay yang terletak di Tunggul Wulung. Home Stay yang mengusung konsep
syari’ah ini saya dapatkan informasinya melalui instagram dan website. Tempat yang nyaman dan aman. Di
dalam lemari disediakan Al Qur’an dan alat sholat. Ada kipas angin, dan televisi.
Kamar mandi terletak di luar kamar. Tempat yang bagus dengan view pegununungan. Sayangnya saat itu
wifi-nya sedang rusak sehingga akses internet sedikit terganggu, jaringan T**k****l di daerah home stay ini
kurang baik.
Tiga
pekan sebelumnya saya sudah membooking home stay berikut dengan sewa sepeda
motornya. Alhamdulillah di situ juga menyediakan penyewaan sepeda motor dengan
syarat meninggalkan kartu identitas, KTP saya dan teman saya. Saya booking
tempat dan sewa motornya dari tanggal 27-29 Desember.
Tarif home stay per malam Rp.145.000,- yang ditempati dua orang (saya dan teman saya
Inayah). Dan harga sewa motor perhari Rp. 100.000,-. Karena high season, semua home stay dan travel
harganya naik. Bisa cek di website ini...
http://www.penginapanmurahmalang.com/2016/08/maharaja-homestay-kos-syariah.html
Setelah
sholat, sejenak melepas penat, dan bersih-bersih diri, segera menuju Mall Town
Square untuk makan malam. Suasana Natal dan menyambut Tahun Baru menghiasi di
setiap sudut Mall tersebut dengan dekorasi-dekorasi khas Natal dan Tahun Baru. Selama
perjalanan, kami mengandalkan Google Maps, dan alhamdulillah akurat saja.
Sesekali nyasar sih.. haha.
![]() |
Mall-nya sudah mau tutup.. hihi. |
Rabu,
28 Desember 2016
1.
Coban
Rondo
Start jam 06.00 WIB dan bermodalkan GPS,
kami menuju wisata Coban Rondo dengan menggunakan sepeda motor. Saat itu saya
salah kostum, lupa membawa jaket padahal sudah disiapkan, akhirnya kedinginan
sepanjang jalan, untungnya di sana ada yang menjual sweater dengan harga yang
terjangkau. Jalan menuju Coban Rondo terbilang curam. Menanjak dan
berkelok-kelok dengan sebelah kiri tebing dan sebelah kanan jurang. Saya yang
tak terbiasa dengan jalan seperti itu sedikit bergidik ngeri. Namun,
sesampainya di Coban Rondo semua terbayarkan. Subhaanallah, I Love It. Udara
sejuk, basah-basah embun pegunungan. Airnya segaaaar buanget.
Tarif masuk ke Coban Rodo Rp.20.000,-
per orang.
Coban Rondo yang sejuknya tak terlupakan.. haha |
2. Selecta Garden
Selecta merupakan taman bunga. Di dalamnya pun
terdapat berbagai wahana. Ada kolam renang, berkuda untuk anak-anak, bahkan flying fox. Untuk masuk ke Selecta Garden
cukup membayar Rp. 20.000,- per orang. Indah banget bunga-bunganya. Bisa
dijadikan tempat shooting ala-ala India. Haha..
Berbagai wahaha di
Selecta Garden
Sebelum pergi ke Batu, Malang,
terlebih dahulu saya mencari informasi seputar penginapan, tempat wisata yang
harus dikunjungi, dll. Dan saya menemukan, untuk masuk ke tempat-tempat wisata
yang dikelola secara bersamaan, lebih hematnya kita bisa membeli Paket Sakti
dengan harga Rp. 375.000,- per orang yang hanya berlaku dua hari untuk dapat
masuk ke Tempat Wisata berikut ini:
1.
Museum
Tubuh
2.
Jatim
Park 1
3.
Jatim
Park 2
4.
Eco
Green Park
5.
Batu
Night Spectaculer
6.
Museum
Angkut
7.
Museum
D’Topeng
8.
Museum
Satwa
9.
Batu
Secret Zoo
10. Predator Fun Park
Gelangnya
yang tidak boleh dilepas dan dirusak selama dua hari.
Dibawa
mandi dan wudhu nggak apa-apa kok.
3. Museum Tubuh
Menjelang siang hari, kami menuju
Museum Tubuh. Di museum ini kita mempelajari bagaimana fungsi dan kerja dari
bagian-bagian tubuh kita. Dan kita bisa periksa mata dan periksa darah gratis (pilih
salah satu).
The Bagong Adventure
Pabrik Tubuh Manusia
4. Jatim Park 1
Letaknya berdekatan dengan Museum
Tubuh. Di dalam Jatim Park 1 terdapat bermacam-macam replika rumah adat, baju
adat, hingga pelaminan khas daerah-daerah tertentu. Seperti gambar ini... haha.
Bolehlah
menumpang foto...
Rumah
Adat Papua
5. Museum D’Topeng
Perjalanan berikutnya yaitu ke Museum
D’Topeng. Tidak dalam satu kawasan dengan Jatim park 1 sehingga harus
menggunakan kendaraan untuk ke sana. Di Museum ini terdapat berbagai macam
koleksi topeng, seperti namanya Museum D’Topeng.
Who I am?
6. Museum Angkut
Di dalamnya terdapat berbagai macam
alat transportasi, mulai alat transportasi dari tempo dulu hingga sekarang. Selain itu, semakin
masuk ke dalam Museum Angkut, kita akan disuguhkan tempat-tempat dengan nuansa
berbagai macam negara seperti Cina, Amerika, London, Italia, dll.
Teman perjalanan. Inayah... terima kasih ya
Replika kendaraan mesin uap
Nuansa
Cina
Roma.
Paris. Berlin. Atau London?
7. Batu Night Spectaculer
Malam kian meninggi. Dingin masih
menyelimuti. Keinginan hati masih ingin jalan-jalan lagi. Namun kaki seakan tak
menyanggupi. Akhirnya, Batu Night Spectaculer menjadi akhir tujuan tempat
wisata malam ini.
Gaya
andalan ‘bersedekap’. Efek dingin kali ya. Haha
Berbagai macam wahana dengan harga tiket
masuk yang beragam. Karena konsepnya Night, maka BNS hanya buka pada malam
hari. Sebelum sampai ke BNS, kami singgah dulu di sebuah kedai wedang jahe
dekat BNS dengan pemilik yang ramah. Beliau mempersilahkan kami untuk
mengecharge hp dan kamera yang sedari tadi sudah kehabisan daya. Sayang kalau
di BNS tidak ada foto-foto yang akan menjadi kenangan. Tak lupa memesan
secangkir STMJ, menyesap hangatnya minuman, sambil meregangkan otot-otot badan
yang sudah dibawa jalan seharian. Alhamdulillah, nikmatnya.
Menara
apakah ini?
Lampion
yang cantik
I’m
in love
Alhamdulillah, hari pertama wisata ke
Batu sungguh menyenangkan. Berinteraksi dengan penduduk setempat yang sangat
ramah. Mengenal kearifan budaya dan bahasanya. Mengetahui kebiasaannya. Menyantap
kulinernya. Mempelajari wisata-wisatanya. Sungguh, perjalanan dapat memperkaya
rasa. Menambah kecintaan kepada yang Maha Kuasa. Takjub akan
ciptaan-ciptaannya. Alam yang sungguh memesona. Dan kamu juga.... Haha
Tips:
1. Carilah
info sebanyak-banyak tentang tempat wisata yang ingin dituju. Agar perjalananmu
efisien dan efektif. Apalagi dengan budget yang sangat hemat. Haha.
2. Pastikan
paket data dan daya baterai terisi. Karena selama perjalanan menggunakan Google
Maps.
3.
Bawa
baju hangat, mukena yang ringan, obat-obatan, charger, dan sediakan air
mineral, dan dompet yang terisi (isinya uang ya, haha).
4. Pakai
sepatu atau sandal yang nyaman di kaki. Setiap satu tempat wisata,
perjalanannya lumayan jauh, sehingga kaki bisa pegal-pegal. Saya pakai sneaker dari Happy Hoppy, nyaman banget lah.
5.
Jangan
lupa makan dan minum untuk mengisi tenaga apalagi yang punya riwayat maag. Di
tiap tempat wisata tersedia food court dengan berbagai menu dan harga.
Bersambung ke part 2
0 Comments:
Posting Komentar
Create ur Comment